Sebutir Debu Saja

Kehidupan berputar dengan dinamika yang seringkali mengejutkan. Kadang menyenangkan, kadang membuat susah hati. Kadang istiqamah, kadang melenceng ke kanan dan kiri. Sebuah perubahan adalah sebuah hal yang tak bisa tidak terjadi dalam kehidupan ini.

Bukannya semua yang ada di dunia ini akan selalu berubah menuruti garis hidupnya mengajak ke mana? Dan setiap detik yang lewat akan meninggalkan yang satu untuk menuju yang lainnya lagi. Semua berputar, semua berubah.

Manusia adalah salah satu makhluk Allah SWT yang sudah pasti akan mengalami berbagai perubahan kecil maupun besar dalam hidupnya. Entah maju, atau mundur. Menjadi lebih baik atau sebaliknya.

Kadang terprediksi, kadang mengejutkan. Melalui segala potensi yang ada pada dirinya, manusia yang memiliki keimanan akan berusaha untuk melapangkan ruang dalam hatinya untuk sebuah perubahan, ke arah kebaikan pastinya.

Iman akan mengubah yang buruk menjadi baik, mencegah dari apa-apa yang dilarang. Hati yang lapang akan memudahkan kita menerima ajakan-ajakan kebaikan itu, karena memang kita senantiasa butuh untuk dinasihati. Berubah, adalah sebuah kebutuhan.

Tentu hanya ke arah yang baik saja.
Jika sudah berubah, maka kaki-kaki ini akan terus lancar melangkah ke surga apabila kemudian keteguhan mencegah kita dari keterjerumusan. Teguh dengan keyakinan, tidak goyah, tidak rapuh.

Namun semua ini bukan perkara mudah bagi kita, manusia. Kita selalu akan butuh pertolongan-Nya untuk membuat hati ini tegak memegang keimanan, melangkah menuju kebaikan, dan siap untuk menghadapi perubahan apapun dalam kehidupan.

Karena kita semua hanyalah sebutir debu yang tak berarti tanpa kuasa-Nya. Yang mengajak kita semua untuk kembali menengok ruang-ruang hati yang seringkali dibiarkan melompong tanpa disegarkan dengan sejuknya iman. Tak bisa dipungkiri, kesiapan diri untuk menghadapi dinamika hidup bergantung pada apa yang kita lakukan pada hati. Mendekatkan diri pada Sang Pencipta, ataukah menjauhi.

0 komentar:

Posting Komentar